Sosiologi
Sosiologi
Kode Mata
Kuliah : FUD1207F
Mata Kuliah : Sosiologi Agama
Semester : 2 (Dua)
Dosen Pengampu :
Arif Fanani, M.Pd.
Waktu : UTS
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2021/2022 GENAP
1.
Jelaskan
pengertian Pengertian sosiologi ? dan Pengertian sosiologi
agama?
2.
Apakah yang di maksud dengan agama, dan budaya?
3.
Buatlah resume atau artikel yang bertemakan
materi dan bab yang sudah kita pelajari ?
***SELAMAT MENGERJAKAN***
Lembar
jawaban
Nama : Syahla Cantika Rahman
NIM : 21120015
REG/ Weekend/ SBJS : REG
Kode Mata Kuliah :
FUD1207F
Mata Kuliah :
Sosiologi Agama
Semester :
2 (Dua)
Dosen Pengampu :
Arif Fanani, M.Pd.
Waktu :
UTS
![]()
1. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) sosiologi mempunyai arti sebagai “pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku,
dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan
perubahannya.”
Sementara secara harfiah, sosiologi berasal dari
gabungan dua kata, yaitu “socius” (bahasa Latin) yang berarti
kawan dengan “logos” (bahasa Yunani) yang
bermakna ilmu pengetahuan. Maka bisa disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat.
Ilmu pengetahuan ini mempelajari perilaku manusia
dan masyarakat dalam sebuah kelompok yang sedang dibangun. Contoh kelompok
tersebut adalah keluarga, suku bangsa, negara, sampai organisasi politik.
Pada tahun 1838 seorang ilmuwan asal Perancis bernama Auguste Comte
memperkenalkan istilah sosiologi di dalam bukunya “Cours De La Philosophie
Positive”. Comte mempunyai kontribusi yang sangat besar
dalam perkembangan sosiologi hingga dirinya mendapatkan gelar “The Father of Sociology”.
Sejarah juga mencatat ada empat tokoh lain yang
menjadi penemu besar dalam bidang ini, yaitu Karl Marx, Max Weber, Herbet
Spencer, dan Emile Durkheim.
Sedangkan Sosiologi agama adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari peran,
sejarah, perkembangan dan tema universal dari agama di dalam masyarakat. Dalam sosiologi agama, nilai kebenaran filsafat
serta dogma dalam teologi tidak dijadikan sebagai bahan kajian. Sosiologi
agama mengkaji tentang kehidupan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat sebagai
penggambaran dari keagamaan.
Source : https://www.gramedia.com/literasi/ilmu-sosiologi/ , https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi_agama
2. Menurut KBBI, pengertian agama adalah suatu ajaran dan sistem yang
mengatur tata keimanan/ kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha
Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan manusia serta
lingkungannya. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta
yang secara umum berarti suatu tradisi, dimana “A” artinya tidak dan “Gama”
artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari asal katanya, definisi agama
adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan manusia dari kekacauan, serta
mengarahkan manusia menjadi lebih teratur dan tertib.
Secara umum, agama
dapat didefisinikan sebagai sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan
Kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, serta pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan tatan kehidupan.
Masing-masing agama biasanya mempunyai mitologi, simbol, atau sejarah untuk
menjelaskan makna hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Kenneth
Shouler dalam The Everything World's Religions Book (2010) memperkirakan ada
sekitar 4.200 agama di dunia. Edward Burnett Tylor, dikutip dari Seven Theories of Religion (1996)
karya Daniel L. Pals, definisi agama adalah kepercayaan seseorang terhadap
makhluk spiritual, misalnya roh, jiwa, dan hal-hal lain yang punya peran dalam
kehidupan manusia. James George Frazer dalam bukunya berjudul The Golden Bough cenderung
sepakat dengan Tylor, namun ia membedakan sihir dengan agama. Menurutnya, agama
adalah keyakinan bahwa dunia alam dikuasai oleh satu atau lebih dewa dengan
karakteristik pribadi dengan siapa bisa mengaku, bukan oleh hukum.
Source : https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html
Dalam
kajian antropologi, budaya
dianggap singkatan dari 'kebudayaan; sehingga tidak ada perbedaan berdasarkan
definisinya. Namun, berdasarkan penelusuran dari berbagai literatur, ada
beberapa pengertian budaya dan kebudayaan. Dalam bahasa
Inggris, budaya dan kebudayaan disebut culture, yang secara etimologi berasal
dari kata Latin Colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan.
Kata
'culture' juga kadang diterjemahkan sebagai 'kultur' dalam bahasa Indonesia,
yang memiliki arti sama dengan kebudayaan.
Budaya
merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama oleh kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya
terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat
istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni.
Budaya
memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu,
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam peradaban manusia.
3. Pendekatan
dalam Sosiologi Agama
Banyak
dari para ilmuwan telah mengkaji tentang keagamaan dari berbagai disiplin ilmu.
Para ilmuwan telah meneliti dari berbagai aspek dari agama, baik itu dari aspek
ide maupun perwujudan dalam kenyataan , dari masalah keyakinan sampai dengan
pengaruh agama pada kehidupan masyarakat (sosial). Istilah pendekatan atau
approach menurut Vernon van Dyke bahwa suatu pendekatan pada prinsipnya adalah
ukuran-ukuran untuk memilih masalah-masalah dan data-data yang berkaitan antara
satu sama lain. Definisi lain pendekatan atau rancangan ilmiah merupakan bentuk
sistematis yang khusus dari seluruh pemikiran dan telaah reflektif.
Adapun pendekatan-pendekatan yang ada dalam
sosiologi agama, yaitu sebagai berikut:
1.
Pendekatan Institusional
Agama dan perilaku keagamaan dianggap sebagai
gejala-gejala yang merupakan faktor yang tak tetap dan tergantung (dependent
variable). Tujuan pendekatan institusional ini memperlihatkan bagaimana
pelbagai struktur dari institusi dapat menjelaskan perilaku keagamaan..
The
Slide Title Goes Here!
2. Pendekatan Fungsional
a)
Fungsionalisme Emile Durkheim
Durkheim
tertarik kepada unsur-unsur solidaritas masyarakat. Dia mencari prinsip yang
mempertalikan anggota masyarakat. Emile Durkheim menyatakan agama harus
mempunyai fungsi. Agama bukan ilusi, tetapi merupakan fakta social yang dapat
diidentifikasi dan mempunyai kepentingan social. Prinsip ini ditemukan oleh
Emile Durkheim pada waktu dia memperlajari masyarakat Aborigin Australia,
karena dasar agama terdapat dalam totemism. Bagi Emile Durkheim, agama
memainkan peranan yang fungsional, karena agama adalah prinsip solidaritas
masyarakat. Dengan demikian Emile Durkheim adalah pelopor fungsionalisme dalam
antropologi.
b) Fungsionalisme Weber
Weber
mengadakan penelitian mengenai peranan agama dan mengenai pengaruh agama atas
etika ekonomi. dalam hal ini Weber mencoba mebuktikan bahwa tanpa reformasi
Protestan, kapitalisme barat tidak pernah dapat berkembang.
c)
Fungsionalisme Bronislaw Malinowski
Bronislaw Malinowski mengumpulkan data melalui kerja
lapangan untuk menulis monografi-monografi, artikel-artikel, dan
karangankarangan mengenai beberapa aspek kebudayaan Trobriand.
3. Pendekatan Relasional
a) Weber dan Kharisma
Dalam
definisi mengenai charisma, Weber menekankan aspek psikologis. Menurutnya
charisma adalah gejala social yang terdapat pada waktu kebutuhan kuat muncul
terhadap legitimasi otoritas. Weber menekankan bahwa yang menentukan kebenaran
charisma adalah pengakuan pengikutnya. Pengakuan atau kepercayaan kepada
tuntutan kekuatan ghaib merupakan unsur integral dalam gejala charisma.
Charisma adalah pengakuan terhadap suatu tuntutan social
b) Gerakan Al-Muwahhidun Ibn Tumart
Menurut
Ibn Tumart, teologi al-Murabitun adalah teologi antropromorfisme, karena
menggambarkan Tuhan sebagai manusia/tajsim.
c)
Mahdi Sudan: Muhammad Ahmad bin Abdullah
4. Pendekatan teologis
Pendekatan
kewahyuan atau juga dapat disebut pendekatan keyakinan. Penelitian ini biasanya
dipakai oleh pemeluk agama itu sendiri untuk menambah keyakinanya atau
kebenaran tentang agama yang telah dianut. Pendekatan ini merupakan penelitian
penuh dengan subjektivitas dari seorang peneliti dengan syarat untuk
kepentingan keyakinan dan prasangka peneliti.
5.
Pendekatan keilmuan.
Pendekatan
ini memakai metodologi ilmiah, penelitian yang memakai aturan-aturan yang lazim
dalam sebuah penelitian. Pendekatan ini memakai kebenaran metodologi tertentu
yang dakui kebenaranya di dunia keilmuan secara sistematis dalam cara kerjanya.
Pendekatan-pendekatan ilmiah ini bisa dikatakan suatu pengajaran terhadap
kebenaran yang diatur olehpertimbangan-pertimbangan logis dan kritis