Rabu, 17 Agustus 2022

Pengertian sosiologi dan Pengertian sosiologi agama

 1.  Jelaskan pengertian Pengertian sosiologi ? dan Pengertian sosiologi agama?

2.  Apakah yang di maksud dengan agama, dan budaya?

3.  Buatlah resume atau artikel yang bertemakan materi dan bab yang sudah kita pelajari ?

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sosiologi mempunyai arti sebagai pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya.”

Sementara secara harfiah, sosiologi berasal dari gabungan dua kata, yaitu socius” (bahasa Latin) yang berarti kawan dengan logos” (bahasa Yunani) yang bermakna ilmu pengetahuan. Maka bisa disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat.

Ilmu pengetahuan ini mempelajari perilaku manusia dan masyarakat dalam sebuah kelompok yang sedang dibangun. Contoh kelompok tersebut adalah keluarga, suku bangsa, negara, sampai organisasi politik.

Pada tahun 1838 seorang ilmuwan asal Perancis bernama Auguste Comte memperkenalkan istilah sosiologi di dalam bukunya Cours De La Philosophie Positive”. Comte mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan sosiologi hingga dirinya mendapatkan gelar The Father of Sociology”.

Sejarah juga mencatat ada empat tokoh lain yang menjadi penemu besar dalam bidang ini, yaitu Karl Marx, Max Weber, Herbet Spencer, dan Emile Durkheim.

Sedangkan Sosiologi agama adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari peran, sejarah, perkembangan dan tema universal dari agama di dalam masyarakat. Dalam sosiologi agama, nilai kebenaran filsafat serta dogma dalam teologi tidak dijadikan sebagai bahan kajian. Sosiologi agama mengkaji tentang kehidupan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat sebagai penggambaran dari keagamaan.

Source : https://www.gramedia.com/literasi/ilmu-sosiologi/ , https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi_agama

 

2. Menurut KBBI, pengertian agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan/ kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya. Kata Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu tradisi, dimana A” artinya tidak dan Gama” artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari asal katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi lebih teratur dan tertib. 

Secara umum, agama dapat didefisinikan sebagai sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan Kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, serta pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatan kehidupan. Masing-masing agama biasanya mempunyai mitologi, simbol, atau sejarah untuk menjelaskan makna hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Kenneth Shouler dalam The Everything World's Religions Book (2010) memperkirakan ada sekitar 4.200 agama di dunia. Edward Burnett Tylor, dikutip dari Seven Theories of Religion (1996) karya Daniel L. Pals, definisi agama adalah kepercayaan seseorang terhadap makhluk spiritual, misalnya roh, jiwa, dan hal-hal lain yang punya peran dalam kehidupan manusia. James George Frazer dalam bukunya berjudul The Golden Bough cenderung sepakat dengan Tylor, namun ia membedakan sihir dengan agama. Menurutnya, agama adalah keyakinan bahwa dunia alam dikuasai oleh satu atau lebih dewa dengan karakteristik pribadi dengan siapa bisa mengaku, bukan oleh hukum.

Source : https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html

Dalam kajian antropologi, budaya dianggap singkatan dari 'kebudayaan; sehingga tidak ada perbedaan berdasarkan definisinya. Namun, berdasarkan penelusuran dari berbagai literatur, ada beberapa pengertian budaya dan kebudayaan. Dalam bahasa Inggris, budaya dan kebudayaan disebut culture, yang secara etimologi berasal dari kata Latin Colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan.

Kata 'culture' juga kadang diterjemahkan sebagai 'kultur' dalam bahasa Indonesia, yang memiliki arti sama dengan kebudayaan.

Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama oleh kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni.

Budaya memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam peradaban manusia.

Source : https://www.bola.com/ragam/read/4529769/pengertian-budaya-ciri-fungsi-unsur-dan-contohnya-yang-ada-di-indonesia

3. Pendekatan dalam Sosiologi Agama

Banyak dari para ilmuwan telah mengkaji tentang keagamaan dari berbagai disiplin ilmu. Para ilmuwan telah meneliti dari berbagai aspek dari agama, baik itu dari aspek ide maupun perwujudan dalam kenyataan , dari masalah keyakinan sampai dengan pengaruh agama pada kehidupan masyarakat (sosial). Istilah pendekatan atau approach menurut Vernon van Dyke bahwa suatu pendekatan pada prinsipnya adalah ukuran-ukuran untuk memilih masalah-masalah dan data-data yang berkaitan antara satu sama lain. Definisi lain pendekatan atau rancangan ilmiah merupakan bentuk sistematis yang khusus dari seluruh pemikiran dan telaah reflektif.

      

 Adapun pendekatan-pendekatan yang ada dalam sosiologi agama, yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Institusional

Agama dan perilaku keagamaan dianggap sebagai gejala-gejala yang merupakan faktor yang tak tetap dan tergantung (dependent variable). Tujuan pendekatan institusional ini memperlihatkan bagaimana pelbagai struktur dari institusi dapat menjelaskan perilaku keagamaan..

        

  The Slide Title Goes Here!

2. Pendekatan Fungsional

a) Fungsionalisme Emile Durkheim

Durkheim tertarik kepada unsur-unsur solidaritas masyarakat. Dia mencari prinsip yang mempertalikan anggota masyarakat. Emile Durkheim menyatakan agama harus mempunyai fungsi. Agama bukan ilusi, tetapi merupakan fakta social yang dapat diidentifikasi dan mempunyai kepentingan social. Prinsip ini ditemukan oleh Emile Durkheim pada waktu dia memperlajari masyarakat Aborigin Australia, karena dasar agama terdapat dalam totemism. Bagi Emile Durkheim, agama memainkan peranan yang fungsional, karena agama adalah prinsip solidaritas masyarakat. Dengan demikian Emile Durkheim adalah pelopor fungsionalisme dalam antropologi.

               

   b) Fungsionalisme Weber

Weber mengadakan penelitian mengenai peranan agama dan mengenai pengaruh agama atas etika ekonomi. dalam hal ini Weber mencoba mebuktikan bahwa tanpa reformasi Protestan, kapitalisme barat tidak pernah dapat berkembang.

c) Fungsionalisme Bronislaw Malinowski

Bronislaw Malinowski mengumpulkan data melalui kerja lapangan untuk menulis monografi-monografi, artikel-artikel, dan karangankarangan mengenai beberapa aspek kebudayaan Trobriand.

      

 3. Pendekatan Relasional

a) Weber dan Kharisma

Dalam definisi mengenai charisma, Weber menekankan aspek psikologis. Menurutnya charisma adalah gejala social yang terdapat pada waktu kebutuhan kuat muncul terhadap legitimasi otoritas. Weber menekankan bahwa yang menentukan kebenaran charisma adalah pengakuan pengikutnya. Pengakuan atau kepercayaan kepada tuntutan kekuatan ghaib merupakan unsur integral dalam gejala charisma. Charisma adalah pengakuan terhadap suatu tuntutan social

b) Gerakan Al-Muwahhidun Ibn Tumart

Menurut Ibn Tumart, teologi al-Murabitun adalah teologi antropromorfisme, karena menggambarkan Tuhan sebagai manusia/tajsim.

c) Mahdi Sudan: Muhammad Ahmad bin Abdullah

            

   4. Pendekatan teologis

Pendekatan kewahyuan atau juga dapat disebut pendekatan keyakinan. Penelitian ini biasanya dipakai oleh pemeluk agama itu sendiri untuk menambah keyakinanya atau kebenaran tentang agama yang telah dianut. Pendekatan ini merupakan penelitian penuh dengan subjektivitas dari seorang peneliti dengan syarat untuk kepentingan keyakinan dan prasangka peneliti.

5. Pendekatan keilmuan.

Pendekatan ini memakai metodologi ilmiah, penelitian yang memakai aturan-aturan yang lazim dalam sebuah penelitian. Pendekatan ini memakai kebenaran metodologi tertentu yang dakui kebenaranya di dunia keilmuan secara sistematis dalam cara kerjanya. Pendekatan-pendekatan ilmiah ini bisa dikatakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur olehpertimbangan-pertimbangan logis dan kritis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar