Rabu, 17 Agustus 2022

Sosiologi

 

1.       Sosiologi adalah ilmu yang didalamnya mempelajari serta membahas hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.Secara umum, sosiologi merupakan disiplin ilmu mandiri, yang berdiri sendiri dan telah terlepas dari pengaruh ilmu filsafat. Sebab perkembangan sosiologi memang diawali dengan adanya pengaruh dari filsafat sedangkan.Sosiologi agama sendiri merupakan cabang dari sosiologi umum yang di dalamnya mengkaji fenomena agama dengan menggunakan konsep dan metode sosiologi. Sosiologi agama tidak berusaha membuktikan kebenaran keberadaan Tuhan atau memahami kepercayaan-kepercayaan agama dan menjelaskan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan pandangan dunia, praktik-praktik dan identitas dan perbedaan bentuk ekspresi agama dan interelasinya dengan domain lain tindakan individu dan sosial. Sosiologi agama mempelajari peran agama dalam lingkup masyarakat baik itu praktiknya, latar belakang, perkembangan serta tema universal suatu agama di dalam masyarakat. Ibnu Khaldun percaya kesatuan masyarakat sosial dapat ditingkatkan dengan adanya kesatuan agama. Perubahan sosial masyarakat mengikuti hukum mempiris yang ditemukan.

 

2.       Agama, merupakan sesuatu yang dapat merubah perilaku seseorang sebab, agama berisi tentang aturan aturan yang bisa membawa seseorang ke arah yang lebih baik. Karena, setiap agama pastilah mempunyai maksud maksud tertentu agar penganutnya menjadi lebih terarah.sedangkan Budaya memiliki arti akal budi, secara umum, budaya dapat diartikan sebagai suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompoh manusia, yang telah berkembang dan diturunkan dari generasi ke generaasi dari sesepuh kelompok tersebut.

 

 

3.       SOSIOLOGI AGAMA.

Sosiologi agama adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari peran, sejarah, perkembangan dan tema universal dari agama di dalam masyarakat. Dalam sosiologi agama, nilai kebenaran filsafat serta dogma dalam teologi tidak dijadikan sebagai bahan kajian.

Perubahan besar dalam Pencerahan, terus mengembangkan sapanjang revolusioner abad ke-18 Masehi Dengan struktur yang berubah dengan cepat dari masyarakat lama dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terbukti, terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri dan revolusi Perancis. Shock yang disebabkan oleh dampak dari revolusi ketiga ini di seluruh dunia. Para ilmuwan tertarik, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

Karena adanya krisis-krisis yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya, Laeyendecker  mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan dan krisis yang terjadi di Eropa Barat. Proses perubahan dan krisisyang diidentifikasikan Laeyendecker adalah tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke–15, perubahan-perubahan sosial di bidang politik, perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, dan revolusi industri pada abad ke–18, serta terjadinya revolusi Perancis.

Sosiologi mulai memperoleh bentuk dan diakui eksistensisnya sekitar abad ke–19, tidaklah berarti bahwa baru pada waktu itu orang memperoleh tentang bagaimana masyarakat dan interaksi sosial. Jauh sebelum Auguste Comte memproklamirkan kehadiran sosiologi, orang-orang telah memiliki pengetahuan tentang kehidupannya yang diperoleh dari pengalamannya. Namun karena belum dirumuskan dengan metode yang mantap pengetahuan mereka disebut pengetahuan sosial, bukan pengetahuan ilmiah. Kemudian Auguste Comte menulis buku-buku tentang berbagai pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan tertentu berdasarkan logika dan setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk mencapai tahap akhir. tahap ilmiah. Namun diberikan tatkala itu pada ilmu yang baru tersebut pada tahun 1839 adalah “sosiology” yang berasal dari bahasa latin socius yang berarti “kawan“ dan bahasa Yunani logos yang berarti “kata” atau “berbicara”, jadi sosiologi berarti “berbicara mengenai masyarakat.”

Perkembangan sosiologi yang makin mantap terjadi tahun 1895, yakni pada saat Emile Durkheim menerbitkan bukunya yang berjudul “Rules of Sociological Method”.Pada saat ini diakui banyak pihak sebagai “Bapak Metodologi Sosiologi”, dan bahkan Reiss lebih setuju menyebutkanEmile Durkheim sebagai penyumbang utama kemunculan sosiologi. Pendiri sosiologi lainnya, Max Weber memiliki pendekatan yang berbeda dengan Durkheim. Menurut Weber, sebagai ilmu yang mencoba memahami masyarakat dan perubahan-peubahan yang terjadi di dalamnya, sosiologi tidak semestinnya berikut pada soal-soal pengukuran yang sifatnya kuantitatifyangsekedar mengkaji pengaruh faktor-faktor eksternalitas, tetapi sosiologi bergerak pada upaya memahami di tingkat makna dan mencoba mencari penjelasan pada faktor-faktor internal yang ada pada masyarakat itu sendiri.

Memasuki abad ke-20, perkembangan sosiologi makin variatif. Dipelopori tokoh-tokoh ilmu sosial kontemporer, terutama Anthony Giddens, fokus minat sosiologi dewasa ini bergeser dari structures ke agency, Padaera tahun 2000-an ini, perkembangan sosiologi semakin mantap dan kehadirannya diakui banyak pihak, memberikan sumbangan yang sangat penting bagi usaha pembangunan dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Bidang-bidang kajian sosiologi juga terus berkembang makin variatif dan menembus batas-batas disiplin ilmu lain. Horton dan Hunt, misalnya mencatat sejumlah bidang kajian sosiologi yang saat ini telah dikenal dan banyak dikembangkan. Di tahun-tahun berikut, seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, bisa diramalkan bahwa perkembangan sosiologi juga akan makin beragam dan makin penting.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar