Kamis, 07 Mei 2020

PENCEGAHAN COVID 19


1.      Ayat Al-qur’an tentang kebersihan

                                                                                              وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

 Arti: Dan pakaianmu bersihkanlah   (Q.S. Al-mudatsir :4)

“Dan pakaianmu bersihkanlah.” Kemungkinan yang dimaksud dengan pakaian adalah seluruh perbuatan Rasulullah dan maksud membersihkannya adalah memurnikannya, tulus melaksanakannya, dilakukan secara sempurna dan menafikannya dari berbagai hal yang bisa membatalkan, merusak, dan mengurangi pahalanya, seperti syirik, riya’, nifak, ujub, takabur, lalai dan lain sebagainya yang diperintahkan untuk ditinggalkan dalam beribadah menyembah Allah. Perintah ini juga mencakup perintah untuk menyucikan baju dari najis karena hal itu adalah termasuk salah satu penyempurna kebersihan amal, khususnya dsalam Shalat sebagaimana yang dinyatakan oleh kebanyakan ulama bahwa menghilangkan najis merupakan salah satu syarat shalat. Bisa juga yang dimaksud dengan baju adalah baju yang kita kenal. Artinya, Rasulullah diperintahkan untuk menyucikannya dari seluruh najis di seluruh waktu, khususnya ketika masuk waktu Shalat.


-          Ayat alquran tentang bersuci dan air

ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ


Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. ( Q.S. Almaidah:6)
(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berdiri) maksudnya hendak berdiri (mengerjakan salat) dan kamu sedang berhadas (maka basuhlah muka dan tanganmu sampai ke siku) artinya termasuk siku itu sebagaimana diterangkan dalam sunah (dan sapulah kepalamu) ba berarti melengketkan, jadi lengketkanlah sapuanmu itu kepadanya tanpa mengalirkan air. Dan ini merupakan isim jenis, sehingga dianggap cukup bila telah tercapai sapuan walaupun secara minimal, yaitu dengan disapunya sebagian rambut. Pendapat ini juga dianut oleh Imam Syafii (dan kakimu) dibaca manshub karena diathafkan kepada aidiyakum; jadi basuhlah tetapi ada pula yang membaca dengan baris di bawah/kasrah dengan diathafkan kepada yang terdekat (sampai dengan kedua mata kaki) artinya termasuk kedua mata kaki itu, sebagaimana diterangkan dalam hadis. Dua mata kaki ialah dua tulang yang tersembul pada setiap pergelangan kaki yang memisah betis dengan tumit. Dan pemisahan di antara tangan dan kaki yang dibasuh dengan rambut yang disapu menunjukkan diharuskannya/wajib berurutan dalam membersihkan anggota wudu itu. Ini juga merupakan pendapat Syafii. Dari sunah diperoleh keterangan tentang wajibnya berniat seperti halnya ibadah-ibadah lainnya. (Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka bersucilah) maksudnya mandilah (dan apabila sakit) yang akan bertambah parah dengan menyentuh air (atau dalam perjalanan) musafir (atau kamu kembali dari tempat buang air) artinya berhadas (atau menyentuh wanita) hal ini telah dibicarakan dulu pada surah An-Nisa (lalu kamu tidak memperoleh air) yakni setelah mencarinya (maka bertayamumlah) dengan mencari (tanah yang baik) tanah yang bersih (sapulah muka dan tanganmu) beserta kedua siku (dengan tanah itu) dengan dua kali pukulan. Ba menunjukkan lengket sementara sunah menjelaskan bahwa yang dimaksud ialah hendaklah sapuan itu meliputi kedua anggota secara keseluruhan (Allah tidaklah hendak menyulitkan kamu) dengan kewajiban-kewajiban berwudu, mandi atau tayamum itu (tetapi Dia hendak menyucikan kamu) dari hadas dan dosa (dan hendak menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu) yakni dengan Islam dengan menerangkan syariat-syariat agama (semoga kamu bersyukur) atas nikmat-Nya
2.      Hadits tentang kebersihan dan bersuci
الطُّهُورُشَطْرُالْإِيمَانِ                                               
                                   
 “Kesucian adalah sebagian dari iman.”  (HR. Muslim, Bab Fadhl Al Wudhu, No. 223. Ahmad No. 21834)
Hadits ini memiliki perbedaan makna dengan, “Kebersihan sebagian dari iman.” Seorang manusia bisa bersih dengan mandi, menggunakan pakaian baru, dan lain-lain. Namun itu semua hanya bersih, bukan suci. Oleh karena itu kebersihan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk orang kafir. Sedangkan kesucian, hanyalah milik muslim, karena mereka wudhu, mandi wajib, dan tayammum, oleh karena itu wajar jika kesucian adalah bagian dari iman. Sedangkan, kebersihan belum tentu bagian dari iman, karena orang kafir juga bisa bersih-bersih.

3.      Artikel tentang kebersihan dan bersuci
Merawat diri agar selalu bersih dan bersuci dari segala hadas sangat dianjurkan dalam Islam. Terutama, sebelum melakukan ibadah mahda seperti shalat.
Rasulullah SAW pun bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah dan me nyukai keindahan." Maka, tak heran bila Allah ciptakan mata yang suka melihat warna-warna indah, telinga yang suka mendengar suara merdu, hingga tangan yang suka menyentuh kelembutan.
Kita juga diciptakan agar tidak suka melihat yang berkebalikan dari keindahan itu. Jadi, Allah berikan kita beberapa isyarat yang sebenarnya peringatan un tuk menjaga kebersihan
Misalnya lagi, tinja, baunya sangat tidak sedap dan penuh gas beracun. Jadi, Allah ingin selamatkan kita dengan membuat kita memiliki rasa malas, sehingga mau tidak mau harus dikeluarkan sebab kalau tidak dikeluarkan, semua organ tubuh manusia bisa rusak," jelas dia.Di dalam Islam, pembahasan kebersihan ada bab khusus dalam ilmu fikih. Hal itu meliputi bagaimana cara bersuci atau membersihkan tubuh dari kotoran. "Karena kalau kotornya dalam jiwa tentu dibersihkannya dengan tobat nasuhah. Harus dikombinasikan pula antara kebersihan fisidam keimanan dalam jiwa seseorang.
Islam perlu memahami soal taharah. taharah artinya membersihkan jasad, se perti mandi, wudhu, dan lainnya. Ber dasarkan Alquran dan sunah, hukum ta harah adalah wajib. Dengan begitu, mem bersihkan diri bukanlah pilihan, melainkan kewajiban.Kemudian, dalam surah al-Mudatsir ayat 4, Allah menegaskan, "Dan pakaianmu bersihkanlah."
Nabi Muhammad pun mengingat kan, "Tidak akan diterima shalat yang di lakukan tanpa bersuci dan tidak akan di terima sedekah yang berasal dari harta curian." Karena itu, dia mengungkapkan, semua Muslim harus bersuci, yakni membersihkan jiwa melalui tobat serta membersihkan fisik lewat mandi dan wudhu, sebab kebersihan merupakan sebagian dari iman.

AYAT AYAT AL QURAN DAN HADIST YANG MENERANGKAN KEBERSIHAN [SOLUSI COVID 19]


1.      Ayat Al-qur’an tentang kebersihan

                                                                                              وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

 Arti: Dan pakaianmu bersihkanlah   (Q.S. Al-mudatsir :4)

“Dan pakaianmu bersihkanlah.” Kemungkinan yang dimaksud dengan pakaian adalah seluruh perbuatan Rasulullah dan maksud membersihkannya adalah memurnikannya, tulus melaksanakannya, dilakukan secara sempurna dan menafikannya dari berbagai hal yang bisa membatalkan, merusak, dan mengurangi pahalanya, seperti syirik, riya’, nifak, ujub, takabur, lalai dan lain sebagainya yang diperintahkan untuk ditinggalkan dalam beribadah menyembah Allah. Perintah ini juga mencakup perintah untuk menyucikan baju dari najis karena hal itu adalah termasuk salah satu penyempurna kebersihan amal, khususnya dsalam Shalat sebagaimana yang dinyatakan oleh kebanyakan ulama bahwa menghilangkan najis merupakan salah satu syarat shalat. Bisa juga yang dimaksud dengan baju adalah baju yang kita kenal. Artinya, Rasulullah diperintahkan untuk menyucikannya dari seluruh najis di seluruh waktu, khususnya ketika masuk waktu Shalat.


-          Ayat alquran tentang bersuci dan air

ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ



Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. ( Q.S. Almaidah:6)
(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berdiri) maksudnya hendak berdiri (mengerjakan salat) dan kamu sedang berhadas (maka basuhlah muka dan tanganmu sampai ke siku) artinya termasuk siku itu sebagaimana diterangkan dalam sunah (dan sapulah kepalamu) ba berarti melengketkan, jadi lengketkanlah sapuanmu itu kepadanya tanpa mengalirkan air. Dan ini merupakan isim jenis, sehingga dianggap cukup bila telah tercapai sapuan walaupun secara minimal, yaitu dengan disapunya sebagian rambut. Pendapat ini juga dianut oleh Imam Syafii (dan kakimu) dibaca manshub karena diathafkan kepada aidiyakum; jadi basuhlah tetapi ada pula yang membaca dengan baris di bawah/kasrah dengan diathafkan kepada yang terdekat (sampai dengan kedua mata kaki) artinya termasuk kedua mata kaki itu, sebagaimana diterangkan dalam hadis. Dua mata kaki ialah dua tulang yang tersembul pada setiap pergelangan kaki yang memisah betis dengan tumit. Dan pemisahan di antara tangan dan kaki yang dibasuh dengan rambut yang disapu menunjukkan diharuskannya/wajib berurutan dalam membersihkan anggota wudu itu. Ini juga merupakan pendapat Syafii. Dari sunah diperoleh keterangan tentang wajibnya berniat seperti halnya ibadah-ibadah lainnya. (Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka bersucilah) maksudnya mandilah (dan apabila sakit) yang akan bertambah parah dengan menyentuh air (atau dalam perjalanan) musafir (atau kamu kembali dari tempat buang air) artinya berhadas (atau menyentuh wanita) hal ini telah dibicarakan dulu pada surah An-Nisa (lalu kamu tidak memperoleh air) yakni setelah mencarinya (maka bertayamumlah) dengan mencari (tanah yang baik) tanah yang bersih (sapulah muka dan tanganmu) beserta kedua siku (dengan tanah itu) dengan dua kali pukulan. Ba menunjukkan lengket sementara sunah menjelaskan bahwa yang dimaksud ialah hendaklah sapuan itu meliputi kedua anggota secara keseluruhan (Allah tidaklah hendak menyulitkan kamu) dengan kewajiban-kewajiban berwudu, mandi atau tayamum itu (tetapi Dia hendak menyucikan kamu) dari hadas dan dosa (dan hendak menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu) yakni dengan Islam dengan menerangkan syariat-syariat agama (semoga kamu bersyukur) atas nikmat-Nya
2.      Hadits tentang kebersihan dan bersuci
الطُّهُورُشَطْرُالْإِيمَانِ                                               
                                   
 “Kesucian adalah sebagian dari iman.”  (HR. Muslim, Bab Fadhl Al Wudhu, No. 223. Ahmad No. 21834)
Hadits ini memiliki perbedaan makna dengan, “Kebersihan sebagian dari iman.” Seorang manusia bisa bersih dengan mandi, menggunakan pakaian baru, dan lain-lain. Namun itu semua hanya bersih, bukan suci. Oleh karena itu kebersihan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk orang kafir. Sedangkan kesucian, hanyalah milik muslim, karena mereka wudhu, mandi wajib, dan tayammum, oleh karena itu wajar jika kesucian adalah bagian dari iman. Sedangkan, kebersihan belum tentu bagian dari iman, karena orang kafir juga bisa bersih-bersih.

3.      Artikel tentang kebersihan dan bersuci
Merawat diri agar selalu bersih dan bersuci dari segala hadas sangat dianjurkan dalam Islam. Terutama, sebelum melakukan ibadah mahda seperti shalat.
Rasulullah SAW pun bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah dan me nyukai keindahan." Maka, tak heran bila Allah ciptakan mata yang suka melihat warna-warna indah, telinga yang suka mendengar suara merdu, hingga tangan yang suka menyentuh kelembutan.
Kita juga diciptakan agar tidak suka melihat yang berkebalikan dari keindahan itu. Jadi, Allah berikan kita beberapa isyarat yang sebenarnya peringatan un tuk menjaga kebersihan
Misalnya lagi, tinja, baunya sangat tidak sedap dan penuh gas beracun. Jadi, Allah ingin selamatkan kita dengan membuat kita memiliki rasa malas, sehingga mau tidak mau harus dikeluarkan sebab kalau tidak dikeluarkan, semua organ tubuh manusia bisa rusak," jelas dia.Di dalam Islam, pembahasan kebersihan ada bab khusus dalam ilmu fikih. Hal itu meliputi bagaimana cara bersuci atau membersihkan tubuh dari kotoran. "Karena kalau kotornya dalam jiwa tentu dibersihkannya dengan tobat nasuhah. Harus dikombinasikan pula antara kebersihan fisidam keimanan dalam jiwa seseorang.
Islam perlu memahami soal taharah. taharah artinya membersihkan jasad, se perti mandi, wudhu, dan lainnya. Ber dasarkan Alquran dan sunah, hukum ta harah adalah wajib. Dengan begitu, mem bersihkan diri bukanlah pilihan, melainkan kewajiban.Kemudian, dalam surah al-Mudatsir ayat 4, Allah menegaskan, "Dan pakaianmu bersihkanlah."
Nabi Muhammad pun mengingat kan, "Tidak akan diterima shalat yang di lakukan tanpa bersuci dan tidak akan di terima sedekah yang berasal dari harta curian." Karena itu, dia mengungkapkan, semua Muslim harus bersuci, yakni membersihkan jiwa melalui tobat serta membersihkan fisik lewat mandi dan wudhu, sebab kebersihan merupakan sebagian dari iman.

SEJARAH PERDABAN ISLAM BAB 1


fananiarif@gmail.com


Tugas Makalah
SEJARAH PERADABAN ISLAM
Mata Kuliah
SPI
 










Disusun oleh :
Nelly Rianty
Kartini
Dita Aprilianingsih
Sayidah Ulfa Mawadah



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Alhamdulillah, kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelasaikan tugas yang berjudul “Definisi Peradaban Islam” pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, kita selalu berusaha mencari dan tidak jarang menggunakan cara–cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta tak lupa sholawat dan salam kita ucapkan  kepada Nabi besar Muhammad  SAW atas petunjuk dan risalahnya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman yang lebih terang.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat tugas lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin, ya robbal alamin.


Hormat Kami
Kelompok 2












DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………………… 1
Daftar isi …….……………………………………………………………………………… 2

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………………. 3
A. Latar belakang …..………………………………………………………………………. 3
B. Rumusan masalah .………………………………………………………………………. 3
C. Tujuan penelitian ..………………………………………………………………………. 3
D. Manfaat penelitian ………………………………………………………………………. 3

Bab II Pembahasan ………………………………………………………………………… 4
A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam. …………………………………………………… 4
B. Manfaat Sejarah Peradaban Islam ……………..………………………………………... 5
C. Perbedaan Peradaban dan Kebudayaan Islam ...………………………………………… 5
D. Ciri-Ciri Peradaban dan Kebudayaan Islam .……………………………………………. 6

Bab III Penutup ………..…………………………………………………………………... 8
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 8
B. Saran ……….…………………………………………………………………………… 9









BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peradaban telah menciptakan norma dasar perilaku atau sumber ide. Kenyataannya ada perbedaan budaya atau cara ekspresi yang berbeda didalam dan diluar peradaban. Namun, hal ini bukan ingin mengatakan bahwa akan ada selalu ide-ide yang bertentangan antar budaya atau didalam peradaban. Misalnya cara untuk menyapa ketika orang-orang pertama kali bertemu berbeda diberbagai dunia, seperti berjabat tangan, membungkukkan badan, menggenggamkan kedua belah tangan secara bersamaan dan lain sebagainya. Agama, dapat dikatakan sebagai persoalan dalam pembahasan ini untuk dapat dipandang baik sebagai unsur yang paling berpengaruh dalam budaya maupun sebagai faktor pengikat dalam peradaban.

B. RUMUSAN MASALAH
   1.      Apa pengertian sejarah peradaban islam?
   2.      Bagaimana manfaat mempelajari sejarah peradaban islam?
   3.      Apa saja perbedaan antara peradaban dan kebudayaan islam?
   4.      Bagaimana ciri-ciri peradaban dan kebudayaan islam?

C. TUJUAN PENELITIAN
   1.      Memberi pengetahuan tentang sejarah peradaban islam.
   2.      Mengetahui manfaat dari mempelajari sejarah peradaban islam.
   3.      Memberi pengetahuan tentang perbedaan antara peradaban dan kebudayaan islam.
   4.      Menambah pengetahuan siswa mengenai cirri-ciri peradaban dan kebudayaan islam.

D. MANFAAT PENELITIAN
   1.      Untuk mengetahui pengertian dari sejarah peradaban islam.
   2.      Memberikan pemahaman mengenai manfaat dari mempelajari sejarah peradaban islam.
   3.      Untuk mengetahui perbedaan peradaban dan kebudataan islam.
   4.      Untuk mengetahui ciri-ciri peradaban dan kebudayaan islam.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun yang memiliki makna yaitu pohon. Dalam dunia barat di sebut histoire (Perancis). Historie (Belanda), history (Inggris). Sejarah berasal dari bahasa yunani yakni istoria, yang memiliki arti ilmu yaitu adanya penelitian, karena sejarah dapat di uji dengan penelitian agar menemukan bukti. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past ). Dalam pengertian lebih seksama, sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau bagi umat manusia.
Peradaban islam adalah terjemahan dari kata Arab, yaitu Al-Hadharah Al-Islamiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan pengertian kebudayaan Islam. Kebudayaan dalam bahasa Arab adalah Al-Tsaqah. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan mengenai semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Sedangkan, peradaban kebudayaan lebih direflesikan dalam seni, sastra religi dan moral. Maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi serta teknologi.
Pengertian sejarah peradaban islam menurut beberapa ahli :
1.         Menurut Sidi Gazalba. Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahluk sosial yang di susun secara ilmiah dan lengkap, yang meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman tentang apa yang telah berlalu.
2.         Menurut Ibn Khaldun. Sejarah ialah menunjuk pada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu. Menurutnya, sejarah terbagi menjadi tiga bagian yaitu sejarah masa lampau (lalu), sejarah masa kini / yang sedang berjalan dan sejarah masa akan datang / dalam rencana atau sudah ada rancangan.
3.         Menurut koenjaraningrat. Sejarah kebudayaan islam mempunyai tiga wujud, diantaranya :
a.         Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
b.         Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam suatu masyarakat.
c.         Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
4.         Menurut H. A.R. Gibb. Bahwa sejarah peradaban islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, ia adalah peradaban yang sempurna. Karena yang jadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang di timbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban islam.
Jadi, sejarah peradaban islam adalah kebudayaan islam terutama pada wujud idealnya. Sementara itu, landasan kebudayaan islam adalah agama islam. Sehingga, dalam islam tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama-agama bumi. Agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karya manusia. Maka agama islam adalah wahyu dari Allah S.W.T.


B.     Manfaat Sejarah Peradaban Islam
Manfaat dari mempelajari peradaban islam, yakni sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Serta dengan mengkaji sejarah peradaban islam, kita dapat memperoleh informasi tentang aktifitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, contohnya mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran serta kebangkitan kembali agama Islam.
Selain itu dengan mempelajari sejarah peradaban Islam, kita juga diharapkan dapat memiliki keinginan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam serta dapat pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini dan dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan sistem peradaban Islam yang akan mendatang.

C.    Perbedaan Peradaban dan Kebudayaan Islam
Peradaban sering di kaitkan dengan kebudayaan, maka pertama-tama kita harus membenahi pemahaman yang saling berkait dari istilah-istilah tersebut Peradaban didefinisikan sebagaimana yang tercantum didalam kamus Oxford, peradaban adalah tahapan atau sistem selanjutnya dari perkembangan sosial. Dengan kata yang lebih bersifat sosial dari pada murni politis. Peradaban membawa implikasi lintas budaya serta mengesankan komunitas geografis secara luas atau serangkaian komunitas yang berdasarkan pada budaya yang sama atau paling tidak perilaku dalam rujukannya. Sedangkan kebudaya, definisinya mengacu pada kesenian dan manifestasi lain dalam pencapaian kecerdasan manusia secara kolektif. Bahasa dan kesenian yang luhur lainnya seperti lukisan dan musik dipandang sebagai unsur-unsur yang menonjol dalam budaya dengan agama dan etnisitas serta memberi pengaruh terhadap ekspresi budaya.
Peradaban lebih bersifat konsep metodis atau historio hermeneutik. Sedangkan budaya lebih bersifat perilaku dalam rujukannya. Namun didalam hal itu cukup paradoks, karna kita dapat merujuk pada sifat-sifat budaya yang secara lintas dan etnis dalam perbatasan nasional. Agama dapat dikatakan sebagai persoalan dalam pembahasan untuk dapat dipandang baik sebagai unsur yang paling berpengaruh dalam budaya maupun sebagai faktor pengikat dalam peradaban. Ambil saja contoh, seperti peradaban Budhis. Kita dapat menyatakan bahwa peradaban ini berbeda-beda dalam budaya yang lain, misalnya upacara agama Budha Jepang berbeda yang berada di Vietnam.
Dalam hal lain, kelihatannya tidak cocok untuk menyatakan bahwa peradaban telah menciptakan norma dasar perilaku atau sumber ide. Namun pada kenyataannya, ada perbedaan budaya atau cara ekspresi yang berbeda didalam dan diluar peradaban. Namun, hal ini bukan ingin mengatakan bahwa akan selalu ada ide-ide yang bertentangan antara budaya dan peradaban. Misalnya cara untuk menyapa ketika orang pertama kali yang kita bertemu berbeda diberbagai dunia, seperti berjabat tangan, membungkukkan badan, menggenggamkan kedua belah tangan secara bersamaan dan lain sebagainya. Tetapi ide dari inti menyapa orang lain ini, memiliki maksud menghubungi dengan perilaku sopan terjadi dan termanifestasi diberbagai belahan dunia. Yang dapat kita ketahui, bahwa peradaban dapat mencerminkan dorongan budaya khusus yang secara tidak terelakkan dapat mengakibatkan bentrok jika berhubungan satu sama lain. Bagaimana jika budaya dan peradaban berhubungan satu sama lain, tentu akan mempengaruhi sejauh mana prinsip-prinsip demokrasi liberal dapat diserap ke dalam etos struktural suatu bangsa.
Perbedaan Peradaban dan Kebudayaan :

1.         Peradaban adalah kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan dasar kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan kebudayaan mengacu pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.         Peradaban mengacu pada pengetahuan praktis dan intelektual serta sekumpulan cara yang lebih bersifat teknis, digunakan untuk mengendalikan. Sedangkan kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai, prinsip normatif dan ide yang bersifat unik.
3.         Aspek peradaban lebih bersifat kumulatif dan lebih siap untuk disebar, lebih rentan terhadap penilaian dan lebih berkembang dari pada aspek kebudayaan, bersifat impersonal dan objektif. Sedangkan kebudyaan lebih bersifat personal, subjektif, dan unik.

D.        Ciri-Ciri Peradaban dan Kebudayaan Islam
1.      Ciri-ciri peradaban islam :
a.         Peradaban itu lahir dengan didasari oleh spirit sumber ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits.  Dengan ciri ini, maka segala hasil peradaban umat manusia yang lahirnya didorong oleh spirit sumber ajaran Islam, meskipun dia dimunculkan oleh orang non-islam dan berada di luar wilayah Islam, tetap disebut sebagai peradaban Islam.
b.         Peradaban itu muncul dari kalangan umat Islam. Dengan ciri ini, maka peradaban Islam hanya dibatasi pada semua hasil kreasi umat Islam dan hanya yang berada di dalam wilayah Islam.  Kreasi dari umat non-islam tidak masuk dalam kategori peradaban Islam meskipun hal tersebut muncul di wilayah Islam.
c.         Peradaban Islam muncul untuk didedikasikan bagi pihak yang berkepentingan dan dan dalam permasalahn bagi umat Islam.  Dengan ciri ini, maka semua hasil kreasi manusia yang memang didedikasikan dalam permasalahan umat Islam tersebut, maka ia adalah peradaban Islam meskipun ia dihasilkan oleh orang non-slam dan berada di luar wilayah Islam.
2.      Ciri-ciri kebudayaan islam :
a.         Bersifat historis, maksudnya manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju yang disertai dengan pewariskan secara turun temurun.
b.         Bersifat geografis, maksudnya kebudayaan manusia yang tidak selalu berjalan seragam ada yang berkembang pesat dan ada pula yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksi dengan lingkungan sekitar, kebudayaan kemudian berkembang secara terus menerus pada komunitas tertentu, lalu meluas kedalam kesukuan dan kebangsaan atau suatu ras. Kemudian kebudayaan tersebut meluas dan mencakup keberbagai wilayah / regional dan semakin meluasnya keberbagai belahan bumi ini.
c.         Bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu. Maksudnya, dalam perjalanan kebudayaan bagi manusia selalu berusaha melampaui batas-batasnya. Disinilah manusia terbentur pada nilai-nilai dan norma tertentu.













BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sejarah menurut istilah berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sedangkan peradaban adalah kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan.
Jadi kami menyimpulkan bahwa definisi mengenai sejarah peradaban Islam yakni kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan pokok kekuatan dan sebab timbulnya suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.



















B.     DAFTAR PUSTAKA
Dra. Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Depag, Jakarta, 1986.
Drs. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1997.
Drs. H. M. Solikhin, Sejarah Peradaban Islam, Rosail, Semarang, 2005.
A. I. Sabra, dkk., Sumbangan Islam Kepada Sains dan Peradaban Dunia, Nuansa, Bandung, 2001